Hobi yang Nanggung

 


Selama hidup yang udah gue jalani selama kurang lebih 28 tahun ini jujur gue masih belum menemukan hobi yang bener-bener gue minati. Cukup banyak bidang atau sesuatu yang gue coba untuk gue jadikan hobi, mulai dari naik gunung, buku, nulis, gundam, tamiya, handheld, sampai mengoleksi mini figure, rasanya masih belum ada yang gue jalani secara konsisten, entah memang belum ketemu atau memang guenya aja yang bosenan dan ga bisa berpatok pada satu hobi. Seringkali hobi-hobi tersebut hanya menjadi momen sekilas aja untuk kemudian gue biarkan menumpuk begitu saja.

Namun di antara hobi-hobi yang gue sebutin di atas ada satu hobi yang sebenarnya masih ingin gue lakuin dan gue masih belum bosen ngelakuinnya, hobi itu adalah naik gunung.

Gunung pertama yang gue jajal adalah gunung lembu yang berlokasi di Purwakarta, dan itu terjadi sekitar tahun 2015 lalu. Kemudian gunung selanjutnya adalah gunung Prau yang gue tempuh via jalur Patakbanteng. Lalu gunung terakhir yang mana agak berbeda dari dua gunung sebelumnya yaitu gunung Bromo dan Kawah Ijen. Gue bilang agak berbeda karena di kedua gunung tersebut gue ga nge-camp atau buka tenda tetapi cuma naik dan turun pada hari yang sama.

Hobi naik gunung pertama kali ditularkan oleh teman gue, teman main di rumah sekaligus teman selama sekolah dasar dan STM, cuma SMP aja kami beda sekolah. Gue yang tadinya ga kepikiran untuk naik gunung ternyata suka juga ketika diajak naik.

Hype naik gunung itu yang gue tau adalah ketika gue awal lulus STM, gue juga udah menyaksikan beberapa teman STM gue yang mengikuti hype ini, dan gue ga kepingin untuk ikutan, karena selain peralatan yang lumayan banyak gue juga sebenernya paling ogah ikut-ikutan hype gitu, karena menurut gue paling cuma sesaat aja. Namun ketika gue tau kalau teman dekat gue juga ternyata mengikuti hype itu dan mendengar cerita-ceritanya, gue jadi agak tertarik, dan semakin menjadilah ketika pertama kali gue naik ke gunung lembu itu. Namun sialannya adalah teman gue itu ga bisa “menemani” untuk hiking lagi karena sekarang udah menikah, begitu juga dengan teman lain yang biasanya hiking bareng, mereka sudah banyak yang menikah atau ada kesibukan lain, jadi tinggallah gue yang merasa “nanggung” karena gue masih suka dengan hobi ini. Di satu sisi masih ingin hiking tapi di sisi lain ga ada lagi teman yang bisa menemani gue (karena memang gue bukan tipe orang yang punya banyak teman).

Keinginan buat hiking sempat teralihkan karena beberapa kegiatan lain, namun sialnya hari ini keinginan itu seperti bergejolak lagi.

Semua dipicu oleh artikel cerita horor yang gue baca ketika istirahat makan siang hari ini. Artikel tersebut menceritakan tentang pencarian orang hilang di gunung semeru. Cerita yang begitu menarik sehingga membuat gue untuk cari artikel lain tentang horor di gunung, kemudian sampailah pada sebuah ide untuk nonton kanal youtube Dzawin yang membahas horor di gunung Lawu, tapi semakin gue tonton bukannya horornya yang gue fokusin, tetapi kegiatan hikingnya yang justru bikin gue inget lagi dengan keinginan gue untuk hiking. Kegiatan masak-masak di gunung, mendirikan tenda, hujan-hujanan di jalur pendakian membuat gue ingin lagi merasakan hal-hal tersebut, terutama di bagian hujan-hujanan karena gue belum pernah mendaki saat hujan.

Saking desperate nya gue, gue bahkan sampai googling cara untuk melakukan solo hiking, namun dari artikel yang dihasilkan ternyata yang ada di bayangan gue ga akan seseru dan semenarik ketika hiking bareng.

Tapi pada akhirnya gue memutuskan untuk “mengalah” pada keadaan untuk saat ini, karena memang ga memungkinkan. Banyak faktor yang masih belum memperbolehkan gue untuk hiking lagi, salah satunya adalah skripsi gue yang tak kunjung kelar.

Jadi kapan gue bisa memulai lagi hobi gue ini? Gue pun ga tau jawabannya, tapi semoga aja bisa secepatnya





















Posting Komentar

0 Komentar