Sebuah perpisahan

 




Pagi itu cuaca cukup cerah, aku bisa melihat kumpulan awan yang dilatarbelakangi langit biru ketika aku membuka pagar rumahku.


Pada saat itulah aku melihatnya, dengan pakaian serba putih yang sangat kontras dengan rambut panjangnya yang hitam terikat. Ia berdiri membelakangiku.


Apa yang ia lakukan di sini? Mengingat rumahnya yang berada cukup jauh dari rumahku dengan kondisi sepagi ini.


Kemudian tanpa banyak menunggu aku melempar sapa.


"Kak".


Ia menoleh seraya melempar senyum, senyum yang biasanya, senyum yang meneduhkan siapa saja yang melihatnya.


"Kenapa ada di sini? Sepagi ini lagi. Biasanya juga kalo akhir pekan gini kakak bangun siang."


Ia tidak menjawab pertanyaanku, tetapi justru mendekat dan meletakkan tangannya di bahuku.


"Jaga diri baik-baik ya."


Hanya itu kalimat yang keluar dari mulutnya, kemudian sesingkat kalimat yang diucapkan ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan aku dan memenuhi kepalaku dengan tanda tanya.


Kemudian aku bermaksud mengejarnya, meminta penjelasan atas kalimatnya. Untuk apa ia mengucapkan itu, apakah untuk perpisahan? Tapi bukankah kita memang sudah berpisah?


Maka aku berjalan menghampirinya, dan berhasil menepuk pundaknya. Namun pada saat itulah aku terbangun.


Cuma mimpi? Sungguh aneh.

Terasa sangat nyata, dan berhasil mempengaruhi batinku seharian.


Apa maksudnya? Maksud dari mimpi itu, yang membuat hatiku gundah seharian. Sempat ingin menanyakan kabarnya melalui handphone, namun rasanya canggung karena memang kami tidak lagi berkomunikasi semenjak perpisahan kami.


Namun sepertinya aku tidak perlu lagi repot menanyakannya, karena kabar datang dengan sendirinya di hari berikutnya. Kabar yang sama-sama kita ketahui bagaimana akhirnya, yang membuatku menangis sejadi-jadinya.

Posting Komentar

0 Komentar