Di sore yang tenang ini saya mau ngeshare sedikit pengetahuan yang baru saya dapet tentang Penduduk di Kepulauan Solomon.Yang Insya Allah bermanfaat buat kita semua. Selamat menyimak :-)
Pohon memiliki “ruh” meskipun dia tidak merasakan sakit karena tidak memiliki sistem syaraf. Begitupun manusia yang memiliki ruh, hati, dan pikiran. Adalah sebuah kebiasaan yang ditemukan di sekitar penduduk kepulauan Solomon, yang terletak di Pasifik Selatan yaitu meneriaki pohon.
Hal demikian biasa dilakukan ketika mereka menemukan pohon yang sangat besar dan berakar kuat. Ketika mereka kesulitan untuk menebang pohon tersebut dengan cara biasa. Oleh karena itu, mereka melakukan cara yang menurut mereka tidak pernah gagal, yaitu dengan meneriaki pohon tersebut. Beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat ke atas pohon tsb. Kemudian mereka akan berteriak sekuat tenaga pada pohon itu. Mereka lakukan berjam-jam lamanya selama berpuluh-puluh hari dan hasilnya pohon itu lama-lama akan menggugurkan daunnya, layu, dan akhirnya mati.
Filosofi membuat pohon mati dengan meneriakinya ala pulau solomon ini dapat juga terjadi pada seorang guru yang terlalu biasa meneriaki siswanya dengan kata-kata “BODOH”, “LEMOT”, “IDIOT”, dan lain-lain. Siswa kita memiliki hati dan pikiran yang mana ketika dia mendapatkan ejekan dan teriakan negatif, maka hati dan pikiran akan meresponnya. Mereka lambat laun akan memposisikan diri pada apa yang biasa dia dengarkan. Mereka akan menjdai minder, kurang termotivasi, dan merasa dirinya tidak bisa melakukan hal apapun. Hal ini akan membunuh kreativitasnya, bahkan mimpi-mimpinya.
Every child is SPECIAL. Setiap anak terlahir dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Tugas guru adalah memukan bakat mereka dan kembangkan potensi mereka. Arahkan dan motivasi mereka untuk meraih mimpi-mimpinya. Schunk (2012) menyatakan bahwa siswa yang merasa percaya diri untuk belajar dan berkinerja baik di sekolah mencari tantangan, berusaha memelajari materi baru, dan bersikap gigih pada tugas yang sulit. Siswa yang termotivasi belajar cenderung mengeluarkan lebih banyak usaha mental selama berlangsungnya aktivitas belajar-mengajar dan menggunakan berbagai strategi kognitif yang diyakininya akan meningkatkan pemelajaran: mengorganisasikan dan menghafal informasi, memotivator level pemahaman dan mengaitkan materi baru dengan pengetahuan sebelumnya (Pintrich, 2003; Pintrich&De Groot, 1990 dalam Schunk, 2012).
Sumber :
Schunk, DH. Pintrich, PR. Meece, JL. 2012. Motivasi dalam Pendidikan; Teori, Penelitian, dan Motivasi. Jakarta: PT. Indeks
Terinspirasi setelah menonton film Taare Zameen Par.
0 Komentar